Minggu, 18 Januari 2015

Refleksi Akreditasi Teknik Informatika 2014

Diserahi tugas untuk memformat borang akreditasi dan evaluasi diri membuat saya mau-tidak-mau harus membaca habis dokumen tersebut. Di beberapa bagian, saya dapati ada sisa-sisa tulisan/materi akreditasi 5 tahun yang lalu. Tentu bagian ini perlu diubah dan disesuaikan dengan kondisi sekarang. Dari situlah saya mendapati satu hal yang menarik: prodi kita telah banyak berubah!

Saya mulai dari standard 7 akreditasi: Penelitian, pengabdian, dan kerjasama.
Waktu asesor datang visitasi 5 tahun lalu, asesor sempat bertanya: “Masa sudah sekian tahun berdiri publikasi hanya segini?” Sebuah pertanyaan yang memang beralasan, karena di borang waktu itu sangat sedikit tulisan judul publikasi, seingat saya kurang dari 5 judul. Beruntung waktu itu pak Wahyudi Agustiono hadir dan segera mengeluarkan jurnal-jurnalnya selama kuliah S2. Jurnal-jurnal itu memang tidak dimasukkan ke borang karena pak Wahyudi barusan pulang. Asesor menjawab “Oh”, lalu mencatat nama-nama jurnal tersebut dan tidak melanjutkan pertanyaan terkait publikasi. Dalam hati saya menghela nafas lega…
Hal ini jauh berbeda dengan kondisi sekarang, ada lebih dari 100 judul publikasi hanya untuk penelitian saja, belum termasuk yang pengabdian!

Standard 6: Pembiayaan, Sarana, prasarana, dan Sistem Informasi
Di bagian akhir evaluasi diri 5 tahun lalu, sarana dan prasarana adalah komponen yang dianggap sebagai weakness yang parah. Hal ini bisa dilihat dari:
• Tiadanya ruang dosen yang memadai. Ruang dosen adalah berupa ruang gabungan di lantai 2 gedung FT: 1 ruang 5 dosen lebih. Itupun bergabung dengan ruang dosen D3MI. Bergantung dari prodi mana yang sedang divisitasi, nama dosen diatas meja diganti-ganti.
• Dari 3 lab yang dipunyai, tidak ada yang memiliki komputer mencapai 30 unit. Imbasnya praktikum dilakukan di jam kuliah. Beberapa mahasiswa bertabrakan jadwal kuliah dan praktikumnya. Imbas lain dari ketidak cukupan komputer adalah sebagian besar dosen tidak memiliki akses komputer di kampus. Yang tidak punya/bawa laptop harus giliran memakai komputer lab.
• Fasilitas mengajar yang terbatas. Dosen harus gotong-gotong LCD proyektor setiap akan dan selesai mengajar. Ditambah lagi dengan jumlah mahasiswa yang banyak di tiap kelas yang mengakibatkan kadang mahasiswa harus angkat-angkat kursi dari kelas sebelah untuk dipakai mengikuti perkuliahan.
• Kantin hanya ada 1 dengan hanya satu masakan andalan: indomie goreng.
Sekarang, ruang dosen kebanyakan berisi 2 orang dan dingin ber-AC; Lab ada 6 dengan jumlah komputer memadai, baik untuk dosen dan mahasiswa; fasilitas mengajar OK (meski masih ada ruang untuk peningkatan); serta masakan kantin sekarang sudah jauh lebih bervariasi.

Standard 5: Kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik
Masa akreditasi waktu itu adalah masa peralihan kurikulum, kurang lebih sama seperti kondisi sekarang. Kurikulum 2007 maupun sebelumnya tidaklah memiliki mata kuliah pilihan sebanyak kurikulum sekarang. Bahkan di kurikulum sebelum 2007, bidang minat yang eksis hanyalah Sistem Informasi (SI). Bukan karena bidang minat yang lain tidak terbentuk, tetapi karena keterbatasan pengajar dan kelas-lah yang membuat hanya mata kuliah SI yang bisa dibuka. Pembelajaran dan suasana akademik tidaklah sekondusif sekarang: internet lambat (Kondisi ini membaik setelah ada D3 TKJ. Tetapi dengan pengaturan: siang dialokasikan untuk administrasi dan dosen, mahasiswa diberi waktu malam), para pengajar sebagian besar masih S1, jelas kurang mumpuni untuk mengarahkan kelas dan riset.

Standard 4: SDM
Seperti yang sudah ditulis di atas, sebagian besar dosen masih S1 atau masih sedang studi lanjut dan cukup banyak yang S1-nya bukan dari informatika/serumpun. Secara kuantitas dan kualitas output tri darma jelas berbeda dengan kondisi sekarang yang sebagian besar sudah S2 dalam rumpun informatika.

Standard 3: Mahasiswa dan lulusan
5 tahun yang lalu sangat jarang terdengar(mungkin tidak ada) prestasi mahasiswa PS TIF. Bandingkan dengan kondisi sekarang: juara 2 kompetisi level internasional! Coverge oleh media masa nasional terjadi berkali-kali. Belum lagi prestasi yang lain: di borang standard 3, tertulis ada 60 prestasi mahasiswa!
Hanya saja standard 3 masih meninggalkan 2 PR besar: jumlah DO mahasiswa yang masih tinggi (rata-rata 27,85% yang artinya seperempat lebih jumlah mahasiswa dalam 1 angkatan tidak lolos jadi alumni) dan waktu tempuh studi yang masih lebih dari 5 tahun (rata-rata 5,23 tahun. Hanya 27% yang lulus tepat waktu).

Standard 2 dan 1
Dibandingkan 5 tahun lalu, saya melihat ada peningkatan; tetapi tidak sedrastis standard-standard yang lain. Perbaikan-perbaikan terjadi karena faktor internal maupun eksternal, seperti: absensi kehadiran, Jammu, BKD, RIP, pengabdian bersama se-prodi, dll.

Jadi, dari 7 standar, 5 standar mengalami perbaikan dramatis dalam 5 tahun terakhir ini. Jelas bukan hal yang mudah untuk mencapai itu semua. Saya rasa kita semua layak berbangga dengan hasil kerja kolektif ini.

Semoga kerja hebat ini dapat terus kita pertahankan bahkan tingkatkan.

-YFH-

P.S.: Hasil akreditasi sudah keluar bulan kemarin. Teknik Informatika Universitas Trunojoyo mendapat nilai B.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar