Sabtu, 20 Juni 2009

Kehendak Tuhan vs Free Will

Alkitab mencatat bahwa Tuhan adalah Tuhan yang berdaulat. Tidak ada suatu kekuatanpun yang bisa mendikte Tuhan. Dia adalah absolut. Banyak cerita dalam Alkitab yang menunjukkan bahwa Dia berkuasa melakukan mujijat yang keluar dari batasan alam natural. Ketika Tuhan berkehendak, tidak ada yang mustahil. Meskipun manusia menolak, kalau Tuhan sudah berkehendak, apa yang seharusnya terjadi, TERJADILAH! Contoh: kisah Yunus di perut ikan.
Semua orang beragama sepakat kalau Dia jauuuhhhh.... lebih hebat dari manusia.

Tapi di dalam agama Kristen, ada konsep free will: Bahwa Tuhan menghargai kebebasan manusia untuk memilih. Bahwa Tuhan kita tidak menginginkan manusia menjadi robot yang harus selalu diarahkan/diperintah. Robot yang tidak memiliki 'kehendak bebas'.



Hal ini dengan jelas terlihat ketika Adam diciptakan.
Kej 2:16-17:
Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Tuhan memberikan pilihan pada manusia: menuruti perintahNya atau tidak. Keputusan ada di tangan manusia. Manusia boleh melakukan kehendaknya sendiri, meskipun dengan resiko. Tuhan tidak langsung membunuh manusia ketika manusia akan menggigit buah tsb. Tuhan menghargai free will manusia.

Dalam beberapa kejadian di Alkitab juga menegaskan konsep ini, bahwa manusia berhak untuk berusaha (Abraham dan Ismael), berhak untuk bersenang-senang(Nuh ketika mabuk), berhak untuk kaya (salomo, ayub), dll.


* Lalu, apa batasan untuk hal-hal yang masuk dalam area free will dan hal-hal yang masuk dalam area kedaulatan Tuhan?

* Apa batasan antara hal-hal natural dan hal-hal supranatural?

* Apa batasan saat kita harus berserah pada Tuhan atau saat kita harus tetap berjuang sekuat tenaga? (Kita berjuang sekuat tenaga karena Tuhan menghormati free will kita. Dan kita berserah pada Tuhan, karena Dia berdaulat.)

* Apa batasan saat kita tetap bertahan atau saat kita 'angkat tangan' dan Tuhan yang 'turun tangan'?

Menurut saya, pertanyaan ini penting untuk dijawab oleh kita yang sudah mengalami metanoia.


Tentu kita percaya bahwa apapun yang terjadi, semua ada dalam rencanaNya. Dan rencana Tuhan itu rancangan yang damai sejahtera. Meskipun kita sbg manusia salah, tetap hasil akhirnya adalah rancangan damai sejahtera Tuhan.

Tapi dari sudut pandang saya, lebih baik kita tahu batasan 2 hal tsb. Mengapa? Karena, jangan sampai kita melanggar area yang merupakan Hak Tuhan; tapi, di sisi lain jangan sampai kita menyerahkan kepada Tuhan apa yang seharusnya menjadi Kewajiban kita. Kalau kita tidak tahu batasan itu, hidup kita tidak akan mungkin maksimal di hadapan Tuhan. Apa yang seharusnya kita kerjakan, kita diam saja menunggu Tuhan. Apa yang seharusnya jadi bagian Tuhan, kita bersusah payah mengerjakannya. Seperti orang yang ikut lomba masak tapi tidak diberitahu aturan-aturannya. Pasti kacau hasilnya. Sebenarnya diminta untuk membuat nasi goreng, yang dikerjakan adalah membuat bakso.

Memang pada akhirnya kita akan mengetahui batasan-batasan itu, sesuai dengan kedewasaan rohani kita. Hanya saja, alangkah baiknya kalau kita sedari dini sudah mengetahui dan menghidupinya. Sisa hidup kita akan jadi lebih maksimal. Kita jadi tahu kapan harus berserah pada Tuhan dan kapan harus berusaha mati-matian.

Eh...memangnya kita siapa? Kok berani-beraninya mempertanyakan batasan yang menyangkut kehendak Tuhan dan kebebasan manusia. Memang ada batasan untuk Tuhan?

Saya tidak bermaksud membatasi Tuhan. Maksud batasan disini adalah batasan untuk manusia. Semacam pedoman untuk kita bertindak, bukan batasan untuk Tuhan.

Okay....berikut uraiannya:

Kembali ke....Alkitab: ada 3 cerita yang menarik mengenai free will.
Yang pertama: cerita tentang Sodom-Gomora. Ketika itu Tuhan hendak memusnahkan Sodom-Gomora. Tapi sebelum hal itu dilakukanNya, Tuhan memberitahu Abraham. Apa yang saat itu dilakukan Abraham? ABRAHAM MENAWAR! Dan apa tanggapan Tuhan? TUHAN MAU MERUBAH RENCANANYA! Bahkan, Abraham menawar sebanyak 6 kali! (Kej 18)
Yang kedua: Dalam Kel 32, Tuhan berniat hendak memusnahkan bangsa Israel karena anak lembu emas. Apa yang dilakukan Musa? MUSA MENAWAR! Dan apa tanggapan Tuhan? TUHAN MENYESAL! (Kel 32:14)
Yang ketiga: Dalam Raja-raja 20, diceritakan raja Hizkia jatuh sakit yang akan membawa kepada kematiannya. Tuhan mengirim nabi Yesaya kepada raja Hizkia agar Hizkia menyampaikan pesan terakhirnya. Tetapi Hizkia berdoa dan memohon kepada Tuhan, dan Tuhan mengabulkan permohonan Hizkia. Hizkia tidak jadi mati karena penyakitnya.

Dari kejadian-kejadian di atas, kesimpulan yang didapat adalah: kehendak Tuhan tidak semuanya bersifat mutlak. Bahkan Alkitab mencatat, Tuhan-pun bisa menyesal atas rancangannya! Jadi menurut saya, sebagai orang yang sudah ditebus dan mempunyai Roh Allah dalam hidup kita, tidak salah kalau kita mempergunakan kehendak bebas kita. Menawar Tuhan saja bisa.

terus....terus....kalau memang kita bisa memakai kehendak bebas kita, kapan kita boleh memakai dan kapan kita tidak boleh memakainya?

Salah satu bentuk lain/variasi dari pertanyaan di atas adalah pertanyaan berikut:
Pilih salah satu:
a. Hanya ada 1 pilihan terbaik yang Tuhan sediakan untuk semua kondisi kita. Yang perlu kita lakukan adalah: mensinkronkan keputusan kita dengan kehendak Tuhan.
b. Tuhan menyediakan beberapa pilihan yang sama baiknya untuk semua kondisi kita. Yang perlu kita lakukan adalah: memutuskan sendiri berdasar hikmat kita.


Kalau berdasar uraian sebelumnya, tidak ada 1 jawaban benar untuk semua kondisi. Kisah Yunus dengan jelas menunjukkan kemutlakan kehendak Tuhan. Kisah Abraham, Musa, dan Hizkia diatas menunjukkan bahwa manusia bisa menawar Tuhan.
Jadi, ada kalanya kita perlu untuk mengambil keputusan sendiri, dan ada kalanya kita perlu dengar-dengaran dengan Tuhan. Istilah singkatnya: case-by-case.

1 komentar:

  1. ada link menarik soal ini: http://www.sabdaspace.org/apakah_alkitab_kontradiktif_predestinasi_vs_kehendak_bebas

    BalasHapus