Jumat, 08 April 2011

Kesungguhan Mengajar

Setelah satu bulan lebih aku mengikuti kegiatan perkuliahan di sini, salah satu hal yang menarik perhatianku adalah soal kesungguhan dosen mengajar. Hal ini bisa dilihat dari:

1. Waktu mengajar, mereka selalu menghabiskan slot waktu yang tersedia, contoh: jika slot waktu yang tersedia 3 jam, maka di akhir 3 jam itu baru mereka mengakhiri mengajar. Ini terjadi di semua kelas dan untuk semua dosenku.


2. Meski dosen-dosen tersebut orang-orang penting dan sibuk, mereka tetap masuk kelas sesuai jadwal, contoh: salah seorang dosenku adalah ketua program postgrad coursework, jelas seorang yang sibuk. Tetapi beliau selalu masuk sesuai jadwal untuk tiap kali kelas perkuliahan dan kelas laboratorium. Padahal ada 1 kali kelas perkuliahan tiap minggu @ 3 jam dan ada 3 kali kelas laboratorium tiap minggu @1,5 jam. Contoh lain adalah dosenku yang bernama Ron van der Mayden. Beliau adalah seorang profesor. Website data dirinya bisa dilihat di sini: http://www.cse.unsw.edu.au/~meyden/. 3 minggu yang lalu, beliau masuk kelas dan mengajar seperti biasanya di kelas yang jadwalnya mulai dari jam 3 sore. Tetapi ada yang berbeda, beberapa kali beliau kelihatan blank dan lost mengajarnya. Di pertengahan kuliah, beliau mengaku bahwa di hari itu beliau punya 3 deadline paper yang harus diselesaikan. Mendengar hal itu cukup membuatku terkejut, karena umumnya dosen di Indonesia dengan mudah mengganti jadwal kuliah jika ada satu saja deadline di hari mengajar. Yang ini ada 3 deadline yang belum selesai....dan masih tetap mengajar penuh selama 3 jam!

3. Komunikasi mengenai hal akademik dengan dosen terus berjalan meski diluar jam perkuliahan. Beberapa kali dosen-dosenku mengirimi email ke seluruh mahasiswanya terkait penjelasan tugas, jawaban pertanyaan dari mahasiswa lain yang dirasa perlu untuk disampaikan ke semua mahasiswa, update informasi terkait perangkat lunak yang digunakan. Ada juga yang menggunakan media forum internet untuk menanggapi pertanyaan-pertanyaan mahasiswa; dan dosen yang bersangkutan sangat aktif dalam memberikan respon.

4. Rasa tanggung jawab para dosen untuk membuat mahasiswa merasa satisfied. Hal ini terlihat dari cara mereka menanggapi semua pertanyaan dan komentar yang terlontar ketika mereka mengajar. Semuanya ditanggapi dengan serius dan dengan detail. Kadang juga terjadi diskusi dari komentar mahasiswa. Hal menarik terjadi hari ini. Jadwal perkuliahan di universitas menunjukkan tidak ada jadwal kuliah hari ini. Ini kemungkinan besar karena pihak universitas salah dalam memprediksi jadwal libur hari raya Paskah. Aku tidak melihat jadwal perkuliahan di universitas. Karena biasanya masuk, ya aku masuk aja ke kelas. Ketika dosennya (pak Meyden, orang yang sama dengan bagian di atas) masuk ke ruang kuliah, beliau melihat ada separuh kelas yang masuk, dan beliau memutuskan untuk tetap memberikan perkuliahan. Selesai perkuliahan, beliau mengirim email ke semua mahasiswa yang berisi permintaan maaf untuk mereka yang bingung dengan jadwal dan untuk mereka yang melewatkan perkuliahan hari ini. Padahal dalam hal ini kesalahan bukan murni ada pada dirinya, tetapi beliau bersedia untuk meminta maaf.

Kesungguhan dosen-dosen di sini sungguh-sungguh membuatku tertarik. Terlepas dari sistem yang berbeda, tingkat penghasilan yang berbeda, fasilitas yang berbeda, kualitas SDM yang berbeda dengan di Indonesia, hal-hal yang saya sebutkan diatas layak untuk jadi bahan pembanding proses perkuliahan di negara kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar